Assalamualaikum wr.wb
Pada postingan kali ini
saya akan membahas tentang Desain dan Pemodelan Grafik secara lebih mendalam,
dimulai dari hubungan desain grafik dengan interaksi manusia dan komputer lalu
tujuan utama dari hal tersebut. disini saya juga akan membahas beberapa masalah
seperti tentang sejarah dan pengertian desain komunikasi visual, perbedaan
desain komunikasi visual dan seni murni dan yang terakhir tentang elemen-elemen
desain komunikasi viusal. check this out!
Desain Pemodelan Grafis
dari Segi Interaksi Manusia dan Komputer
Interaksi manusia dan
komputer (bahasa Inggris: human–computer interaction, HCI) adalah disiplin ilmu
yang mempelajari hubungan antara manusia dan komputer yang meliputi
perancangan, evaluasi, dan implementasi antarmuka pengguna komputer agar mudah
digunakan oleh manusia. Ilmu ini berusaha menemukan cara yang paling efisien
untuk merancang pesan elektronik. Sedangkan interaksi manusia dan komputer
sendiri adalah serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang dilakukan oleh
manusia untuk berinteraksi dengan komputer yang keduanya saling memberikan
masukan dan umpan balik melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh hasil akhir
yang diharapkan. Sistem harus sesuai dengan kebutuhan manusia dan dirancang
berorientasi kepada manusia sebagai pemakai.
Tujuan utama disusunnya
berbagai cara interaksi manusia & komputer
untuk mempermudah
manusia dalam mengoperasikan komputer dan mendapatkan berbagai umpan balik yang
ia perlukan selama ia bekerja pada sebuah sistem komputer. Para perancang
antarmuka manusia dan komputer berharap agar sistem komputer yang dirancangnya
dapat bersifat akrab dan ramah dengan penggunanya (user friendly).
Kita butuh Interaksi
manusia komputer agar kita lebih cepat dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
serta dapat membuat waktu pengerjaannya lebih cepat dan tidak membutuhkan
banyak biaya dalam membuat suatu pekerjaan.
Disiplin ilmu yang
terlibat dengan Interaksi manusia dan
komputer sangatlah banyak. Dan salah satunya adalah Desain Pemodelan
Grafis.
Sejarah dan Pengertian Desain
Komunikasi Visual
Sejak jaman pra-sejarah
manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual. Bentuk komunikasi
visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk menceritakan
kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah
hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan
kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan,
contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan kreatifitas
manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk yang lebih
menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari Ramayana,
seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai suatu profesi,
desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an. Sebelum itu,
jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual, maka
ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”.
Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi);
typographers (penata huruf), yang merencanakan dan mengerjakan teks secara
detil dan memberi instruksi kepada percetakan; illustrators, yang memproduksi
diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya,
desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari agen periklanan dan
tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar yang
menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari
kelompok dalam industri komunikasi - dunia periklanan, penerbitan majalah dan
surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
Desain komunikasi
visual adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan yang ditampilkan secara visual.
Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi sekelompok pengamat.
Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran) tersebut
memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu desain komunikasi
visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target
group tersebut.
Perbedaan Desain
Komunikasi Visual Dan Seni Murni
Desain Komunikasi
Visual bukan seni murni. Seorang seniman pada bidang seni murni terkadang
mempunyai penonton atau pengamat hanya satu (seniman itu sendiri), dimana karya
seni tersebut merupakan ekspresi emosi dan perasaan dari seniman itu sendiri
yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan diri seniman tersebut. Sedangkan
seorang desainer komunikasi visual menghadapi lebih dari satu pengamat yang
kadangkala bisa mencapai jutaan orang, dimana desainer itu harus dapat memahami
dan menginterpretasikan permintaan seseorang atau sekelompok orang ke dalam
suatu karya desain yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan orang atau
sekelompok orang itu.
Seringkali desain
komunikasi visual tampak seperti seni murni, dan sebaliknya seni murni dapat
tampak seperti desain komunikasi visual. Bahan dan teknik yang digunakan juga hampir
sama, tetapi maksud dan tujuan masing-masingnya berbeda. Seniman dan desainer, keduanya
berusaha memecahkan problem visual, tetapi seniman murni bertujuan lebih untuk memuaskan
diri; sedangkan desainer harus menggerakkan sekelompok orang untuk menghadiri suatu
acara, mengikuti petunjuk, memahami peta suatu lokasi atau membeli suatu
produk.
Desain komunikasi
visual memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai informasi-informasi yang
berkomunikasi secara visual. Tanda-tanda dan rambu-rambu lalu lintas, poster-poster
promosi tentang restoran, hotel dan lain sebagainya, semua dapat memberikan
informasi kepada pengamatnya yang terdiri dari berbagai kelompok usia dan
berasal dari berbagai kalangan dan golongan. Hal ini juga yang membedakan
desain komunikasi visual dari seni murni, di mana desain komunikasi visual
harus bersifat universal (dapat dimengerti oleh semua orang), sedangkan dalam
seni murni lebih bersifat emosional, di mana maksud dari seniman itu tidak
harus dapat diartikan dan dibaca oleh orang lain.
Elemen-Elemen Desain
Komunikasi Visual
Untuk dapat
berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk
menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi
visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen
ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan. Tidak banyak
desainer komunikasi visual yang sangat “fasih” di setiap bidang ini, tetapi kebanyakan
mempunyai kemampuan untuk bervisualisasi. Seorang desainer komunikasi visual harus
mengenal elemen-elemen ini. Jika ia tidak dapat mengambil sebuah foto tentang
kejadian tertentu, maka ia harus tahu fotografer mana yang mampu, bagaimana
mengemukakan keinginannya dan bagaimana memilih hasil akhir yang baik untuk
direproduksi. Ia juga harus dapat membeli dan menggunakan ilustrasi secara
efektif, dan seterusnya.
a. Desain dan Tipografi
Tipografi adalah seni
menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain.
Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke
dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk mengkomunikasikan
ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian,
tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan majalah. Karena itu
pekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek
kehidupan sehari-hari.
Menurut Nicholas
Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi
dalam dua bidang, tipografer dan desainer huruf (type designer). Seorang tipografer
berusaha untuk mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf
yang telah ada, contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan,
keluwesan, feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus
mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang
diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan
sensitivitas dan kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang desainer
huruf lebih memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.
b. Desain dan
Simbolisme
Simbol telah ada sejak
adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah
membuat tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol.
Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat dan
kejadian yang mereka alami sehari-hari.
Dewasa ini peranan
simbol sangatlah penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan
kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol yang
mengkomunikasikan pesan tanpa penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti pusat
perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan bandar udara; semuanya
menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak
berbicara atau menggunakan bahasa yang sama.
c. Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu
bidang dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak
dihasilkan dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk
visualisasi. Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar
yang dihasilkan secara manual.
Pada akhir tahun
1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual. Banyak orang
yang akhirnya menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif
dan fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang
tidak dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk untuk menjelaskan informasi
detil seperti cara kerja fotosintesis.
Seorang ilustrator
seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya untuk mengkomunikasikan suatu
pesan menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil, maka dampak yang
ditimbulkan umumnya sangat besar. Karena itu suatu ilustrasi harus dapat
menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju.
Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat bercerita banyak dibandingkan
dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih hidup,
sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk “merekam” momen sesaat.
d. Desain dan Fotografi
Ada dua bidang utama di
mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan
(publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan
dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ, dalam
penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita
dengan baik dan kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam
majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan
tersebut.
Kriteria seorang
fotografer yang dibutuhkan oleh sebuah penerbitan juga berbeda dengan periklanan.
Dalam penerbitan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang benar-benar kreatif
dalam “bercerita”, karena foto-foto yang mereka ambil haruslah dapat
“bercerita” dan menunjang berita yang diterbitkan. Sedangkan dalam periklanan,
fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang kreatif dan jeli, serta mempunyai
keahlian untuk bervisualisasi. Contohnya, jika sebuah penerbit hendak
menerbitkan berita tentang perampokan, maka fotografer harus berusaha untuk
mengambil foto-foto yang dapat menunjang berita tersebut, misalnya suasana di sekitar
tempat kejadian, korban, saksi mata dan lain-lain.
Jika sebuah perusahaan periklanan hendak
mempromosikan suatu parfum wanita yang berkesan anggun dan lembut, maka fotografer
harus dapat mengambil foto-foto yang menonjolkan keanggunan dan kelembutan dari
parfum tersebut, misalnya dengan latar belakang kain sutra dengan warna-warna
pastel yang berkesan lembut. Fotografi sering dipakai selain karena permintaan
klien, juga karena lebih “representatif”. Contohnya jika sebuah majalah yang
memuat tentang wawancara dengan seorang bintang sinetron yang sedang naik daun,
maka akan digunakan foto dari bintang itu untuk menunjang desain di samping isi
berita itu sendiri. Contoh lain, untuk menggambarkan sebuah tempat berlibur
dalam sebuah brosur biro perjalanan, jika menggunakan ilustrasi hasilnya tidak
akan s emenarik dibandingkan dengan foto.
0 komentar:
Posting Komentar